BANDUNG - Beberapa napi yang ada di Blok Timur Atas Lapas Sukamiskin mengaku sempat melihat penampakan Bung Karno di sel tahanan TA01 yang dulu menjadi Bung Karno menjalani masa hukumannya.
Penampakan tersebut berupa wujud Bung Karno yang mengenakan pakaian kebesarannya. Ya, ada beberapa napi yang sempat melihat penampakan Bung Karno di sel tahanan tersebut. Saya sendiri belum lihat, tapi saya sempat ditunjukkan sebuah foto yang di dalamnya ada penampakan Bung Karno,” kata Kepala Lapas Sukamiskin Murdjito, kepada okezone belum lama ini.
Cerita petugas Lapas Sukamiskin lain lagi. Menurut mereka, siapapun yang berkunjung ke sel tahanan Bung Karno dan berfoto, gambar orang di dalam foto tidak akan tampak saat dicetak. Yang ada hanya seberkas cahaya putih.
“Banyak cerita yang mengatakan, berfoto di sel tahanan Soekarno selalu gagal saat dicetak. Gambar orang dalam foto tidak terlihat. Yang terlihat hanya cahaya putih,” kata salah seorang petugas Lapas Sukamiskin.
Murdjito mengatakan, sel tahanan Bung Karno memang sengaja dikosongkan sebagai bukti sejarah. Rencananya, kata dia, sel tersebut akan kembali direnovasi bersamaan dengan renovasi keseluruhan Lapas Sukamiskin yang akan dijadikan lapas khusus napi tindak pidana korupsi.
“Kita berencana merenovasi Lapas Sukamiskin karena nantinya akan dijadikan lapas khusus napi tindak pidana korupsi (tipikor). Renovasi juga termasuk bagi sel tahanan Bung Karno. Tentu untuk sel tahanan Bung Karno renovasinya tidak menyeluruh. Kita tetap akan menjaga sel tersebut sesuai bentuk aslinya,” kata Murdjito. Dia menambahkan, dana untuk renovasi lapas secara keseluruhan mencapai Rp5,5 miliar.
Hal yang sama dikatakan Kepala Keamanan Lapas Sukamiskin Tonny Nainggolan. Menurut Tonny, bangunan Lapas Sulamiskin harus dilestarikan karena termasuk cagar budaya. Meski akan direnovasi, lanjurnya, pihak lapas tidak boleh mengubah bentuk aslinya.
”Begitu juga untuk rehabilitasi 180 kamar bagi para narapidana tipikor, tetap harus dikonsultasikan dulu dengan konsultan. Untuk perkantoran saja, sekarang gentengnya masih zaman Belanda,” tandas Tonny.